Militer Korsel Tinggalkan Gedung Parlemen
Pasukan Korea Selatan telah meninggalkan gedung parlemen setelah Ketua DPR Korsel mengumumkan bahwa resolusi yang menyerukan pencabutan darurat militer telah disahkan.
Pemimpin oposisi menyebut deklarasi darurat militer Presiden Korea Selatan inkonstitusional, batal, dan ilegal.
Deklarasi Darurat Militer Ditolak
Majelis Nasional Korea Selatan telah memberikan suara mayoritas untuk menolak deklarasi darurat militer Presiden Yoon Suk Yeol.
Dari 190 anggota yang hadir, 190 mendukung resolusi pencabutan darurat militer.
Ketegangan dengan Korea Utara
Status darurat militer diumumkan Korea Selatan karena ketegangan dengan tetangganya, Korea Utara, terus meningkat.
Korea Selatan terakhir kali mengumumkan darurat militer pada tahun 1987.
Militer Hendak Masuk Gedung Parlemen
Tentara Korea Selatan hendak masuk gedung parlemen setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan status darurat militer.
Namun, mereka meninggalkan gedung parlemen setelah keputusan darurat militer ditolak oleh Majelis Nasional Korea Selatan.
Militer Pertahankan Darurat Militer
Militer Korea Selatan menyatakan akan mempertahankan darurat militer hingga presiden mencabutnya.
Hal ini menunjukkan bahwa ketegangan antara pemerintah dan militer Korea Selatan masih belum mereda.
Dampak Penolakan Darurat Militer
Penolakan deklarasi darurat militer oleh Majelis Nasional Korea Selatan dapat berdampak signifikan pada situasi politik di negara tersebut.
Hal ini dapat melemahkan posisi Presiden Yoon Suk Yeol dan memperkuat posisi oposisi.
Masa Depan Hubungan Korsel-Korut
Penolakan darurat militer juga dapat berdampak pada hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara.
Hal ini dapat meningkatkan ketegangan dan mempersulit upaya untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.